Tag Archives: Drama

Drama Korea Berkisah Tentang Urban Legend

Drama Korea Berkisah Tentang Urban Legend – Memang kisah legenda urban banyak menarik perhatian.
Sebab, temanya cukup unik, fiksi namun tetap enak untuk diikuti.

1. Tale of the Nine Tailed (2020)
‘Tale of the Nine Tailed’ merupakan sebuah drama fantasi perkotaan yang menceritakan kehidupan tentang gumiho laki-laki, rubah berekor sembilan bernama Yi Yeon yang telah menetap di kota.

Namun, keberadaannya diketahui oleh Jo Bo Ah yang berperan sebagai Nam Ji Ah. Lee Dong Wook memerankan gumiho Yi Yeon yang pernah memerintah sebagai roh penjaga Pegunungan Baekdudaegan. Namun, karena satu dan lain hal, ia sekarang tinggal di kota kunjungi drama korea terbaru.

Dia melakukan perjalanan antara dunia ini dan dunia bawah sambil bekerja sebagai hakim yang menghukum monster yang mengganggu dunia orang hidup.Yi Rang digambarkan sebagai gumiho paling berbahaya yang pernah ada. Yi Rang kadang menipu manusia dengan berjani akan mengabulkan keinginan mereka.

Dengan cara ini, manusia akan membayar Yi Rang dengan harga yang lumayan. Yi Rang juga digambarkan sebagai gumiho yang berbahaya dengan emosi yang tidak stabil.

2. The Lonely and Great God/Goblin (2016)
Siapa yang tak tahu Goblin? Drama yang tayang di tvN ini menarik perhatian penonton hingga memperoleh peringkat drama tertinggi pada tahun 2016/2017.

Drama fantasi ini berkisah tentang Goblin menurut sejarahnya ia merupakan sosok raksasa tergolong ke dalam setan dari cerita masyarakat Korea.

Serial drama ini mengisahkan kehidupan Kim Shin (diperankan oleh Gong Yoo) yang dikhianati oleh kerajaanya sendiri hingga pada akhirnya pedangnya yang mengakhiri kehidupannya.

Nampaknya Kim Shin hidup abadi sebagai Goblin untuk melindungi jiwa manusia.

 

Rilis Film ‘The Hunt’ Ditunda

Rilis Film ‘The Hunt’ Ditunda . Film The Hunt resmi menunda penayangan perdananya. Tadinya, film yang dibintangi oleh Hilary Swank dan Emma Roberts itu dijadwalkan naik layar pada 27 September mendatang. Rumah produksi Nonton Movie21 Online mengaku, perubahan tersebut merupakan keputusan yang tak mudah.

Masalah berawal ketika beberapa pekan lalu terjadi penembakan di toko serba ada di El Paso yang melukai 24 orang dalam rentang usia 15-90 tahun. Delapan warga Meksiko dilaporkan terbunuh. Beberapa jam kemudian, peristiwa yang sama berulang di Dayton, Ohio. Di klab malam lokal Ned Peppers, kamera CCTV menampilkan ratusan orang berhamburan keluar setelah seseorang menarik pelatuk, melukai 27 orang dan membunuh sembilan orang lain.

Insiden itu menjadi tragedi nasional, dan Universal Pictures mau tak mau harus kembali mengambil keputusan, setelah sebelumnya segera menghentikan sementara pemasaran The Hunt menyusul kedua penembakan.

“Universal Pictures telah menghentikan sementara pemasaran The Hunt. Setelah pertimbangan matang, studio juga memutuskan untuk membatalkan rencana penayangan,” ujar perwakilan pihak studio, melansir Variety.

“Kami mendukung para pembuat film dan akan terus mendistribusikan film bersama para kreator hebat, seperti yang terjadi dengan film thriller satir ini, tetapi kami memahami, sekarang bukanlah waktu tepat untuk merilis (The Hunt),” lanjutnya.

The Hunt adalah sebuah film thriller satir. Dibintangi oleh Hilary Swank dan Emma Roberts, film ini mengambil tema dari realitas kehidupan politik di Amerika yang terpecah belah. Ceritanya sendiri berkisah tentang 12 orang yang disebut sebagai orang-orang tercela, yang diculik dan terbangun di sebuah ladang terbuka.

Belakangan, mereka mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang pilihan yang nantinya akan diburu dalam sebuah permainan yang dirancang oleh kaum elite berkuasa dan kaya-raya. Ke-12 orang itu harus memperjuangkan hidup masing-masing, di mana salah satunya memutuskan untuk melawan balik.

Karena tema yang diangkat, Presiden Donald Trump pun sempat menyoroti The Hunt.

Melalui Twitter, Trump mengatakan bahwa The Hunt sengaja dibuat untuk ‘memanaskan’ situasi dan mengakibatkan kekacauan. Ia menuduh para pembuat film itu membuat kekerasan dalam versi tersendiri, sebelum kemudian menyalahkan orang lain. Trump menyebut orang-orang yang terlibat dalam film sebagai ‘rasis’.